Jumat, 11 Desember 2009

Bermanuver dengan Transmisi Otomatis

Memperoleh kesempatan mencoba kemampuan Avanza 1.3 G matic tentunya menggugah rasa ingin tahu. Karena itu, tawaran PT Toyota Astra Motor (TAM) tidak dilewatkan begitu saja. Republika bersama dengan sekitar 30 wartawan dari berbagai media, menjajal Avanza matic dengan menempuh perjalanan Jakarta Bandung via Puncak 25-26 November silam.


Berangkat melalui tol Jagorawi menuju kawasan Puncak Pass Bogor, Jawa Barat. Kondisi lalu lintas yang tidak terlalu padat memungkinkan mobil dikemudikan dengan kecepatan bervariasi. Mulai dari 60 kilometer hingga 140 kilometer per jam. Kondisi ruas tol Jagorawi yang cukup datar membuat kendaraan otomatis ini mudah dikendalikan.

Kemampuan akselerasi Avanza 1.3 G matic tidak mengecewakan. Kinerja mesin K3-VE yang berdaya maksimum 92 PS/6000 seperti yang diusung tipe transmisi manual, cukup responsif, terutama saat diperlukan untuk mendahului kendaraan lain pada jalanan datar.

Memasuki kawasan Puncak, Bogor yang dipenuhi jalan menanjak dan berliku, kinerja mesin yang berjenis 16 katup DOHC VVTi tersebut juga dapat diandalkan. Tapi saat mendahului kendaraan lainnya di jalan menanjak, tuas transmisi yang bergaya gate type harus dipindah ke posisi D3 sambil menekan pedal gas lebih dalam. Barulah mesin K3-VE, terasa merespon. Namun memang, dengan transmisi otomatis membuat kendaraan memiliki kemampuan manuver lebih lincah.

Perpindahan gigi harus terus terjadi terutama di jalan menanjak dan macet di kawasan Puncak, demi mendapatkan akselerasi yang normal. Saat perpindahan gigi, sentakan tak terasa mengganggu kenyamanan berkendara. Tetapi suara raungan mesin terdengar sampai ke dalam kabin penumpang.

Saat melintasi beberapa ruas jalur Puncak yang bergelombang, kenyamanan sedikit terganggu terutama bagi penumpang di bagian tengah dan belakang. Suspensi McPherson strut dengan pegas koil dan stabilizer di bagian depan dan 4 Link dengan pegas koil dan lateral Rod di bagian belakang belum sepenuhnya mampu memenuhi kenyamanan berkendara. Padahal dengan kendaraan hanya diisi empat orang dewasa dan sedikit barang bawaan, mobil Avanza masih terasa kurang nyaman.

Namun, kenyamanan transmisi otomatis empat kecepatan tersebut dapat dirasakan ketika melaju di kawasan Cipanas, Bogor karena memang sedang mengalami kemacetan lalu lintas. Kondisi lalu lintas yang bersifat stop and go saat itu tidak terlalu membebani sopir terutama kaki kiri yang terbebas dari tugas rutin menginjak pedal kopling. Kondisi serupa juga terjadi saat melintasi beberapa ruas jalan di kota Bandung, baik siang maupun malam hari, yang nyaris tanpa kesulitan.

Kemampuan Avanza matic kembali dicoba ketika melaju di tol Cipularang, Jawa Barat. Kali ini dengan penumpang empat orang dewasa dan barang bawaan sedikit lebih banyak, Avanza masih menyisakan goncangan. Hal itu tidak terlepas dari kondisi tol Cipularang yang bergelombang di beberapa ruasnya sehingga mengganggu kenyamanan.

Dalam uji coba yang mencapai jarak tempuh rata-rata 127 kilometer tersebut ke-9 Avanza matic yang diujicoba menghabiskan bensin rata-rata berkisar satu liter bensin untuk jarak sekitar 10 kilometer. Toyota tampaknya ingin mempertahankan tradisi mesin Avanza yang bertenaga.

Kehadiran Avanza mendapat sambutan hangat dari masyarakat di Indonesia, khususnya keluarga kelas menengah yang mendambakan kendaraan serba guna, efisien, dan memiliki daya angkut cukup besar. "Kami menargetkan penjualan lebih dari 10 ribu unit Avanza 1.3 matic sampai 2010," kata Direktur Pemasaran PT Toyota Astra Motor (TAM), Djoko Trisanyoto.

Ia menambahkan, munculnya Avanza matic 1.3 tidak terlepas dari meningkatnya permintaan pasar khususnya kendaraan keluarga jenis MPV yang bertransmisi otomatis. "Pasar Avanza naik 20 persen. Kondisi jalan di kota yang macet membuat permintaan bertambah," kata Djoko beralasan.

Namun, Djoko menyadari harga kendaraan bermotor yang terus merangkak naik juga mempengaruhi harga Avanza matic yang kini dibandrol seharga Rp 156 juta lebih per unit. Kemungkinan nantinya akan terjadi kekosongan produk untuk kendaraan MPV di kelas Rp 100 jutaan. "Kita masih pikirkan produknya nanti," kata Djoko.

Sumber :
Republika, 10 Desember 2009 dalam :
http://www.toyota.co.id/company/mediarelations/media/article.php?article_id=3869

Tidak ada komentar:

Posting Komentar